vera

vera

Rabu, 14 Januari 2015

Joint Cost


Joint Cost (biaya bersama) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sejak pertama kali bahan baku diolah sampai saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Secara lebih lengkap joint cost ini dapat didefenisikan sebagai biaya-biaya yang timbul dalam menghasilkan dua produk atau lebih, dalam suatu proses produksi yang sama yang dilakukan secara simultan samapai dengan waktu atau titik pisah. Biaya bersama atau Joint Cost adalah biaya yang diolah secara bersama seperti bahan, tenaga kerja dan biaya overhead untuk menghasilkan beberapa produk. Produk-produk yang dihasilkan dalam proses
tersebut bisa berupa produk utama atau bisa juga berupa produk utama dan produk sampingan.
Produk Bersama dapat menghasilkan :
1.     Produk Utama (Main Product).
Produk Utama adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, namun mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk lain(produk sampingan).
2.     Produk Sampingan (By Product).
Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain (produk utama).
         
Contoh produk bersama :
v Penggilingan padi yang dapat menghasilkan beras mempunyai sisa dalam bentuk dedak. Beras merupakan produk utama sedangkan dedak produk sampingan
v Pengilangan minyak bumi yang dapat menghasilkan sisa dalam bentuk aspal. Minyak bumi merupakan produk utama sedangkan aspal produk sampingan.

KARAKTERISTIK PRODUKSI BERSAMA
1.     Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya.
2.     Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang lain akan bertambah secara proporsional.
3.     Dalam produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual.
4.     Setelah Split Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (severable Cost).

  
ALASAN PERLUNYA BIAYA BERSAMA:
1.     Untuk mengetahui biaya per unit produk yang akurat
2.     Prinsip pengakuan biaya (cost principle).
3.     Untuk mengalokasikan biaya ke persediaan akhir maupun ke harga pokok penjualan
4.     Untuk membantu menentukan tarif
5.     Untuk mendapatkan penggantian atas biaya produksi yang telah dikeluarkan, apabila menggunakan sistem kontrak Untuk mendapatkan klaim atas asuransi

AKUNTANSI UNTUK JOINT COST (PRODUK BERSAMA)
          Penentuan harga pokok (costing) atas elemen-elemen dari produk bersama merupakan masalah yang utama dalam akuntansi untuk produk bersama. Penentuan harga pokok ini bertujuan untuk menentukan jumlah atau nilai persediaan yang akan disajikan dalam neraca yang pada akhirnya untuk penentuan laba dalam laporan laba rugi, serta untuk mengendalikan biaya dan pengambilan keputusan.
          Oleh karena biaya bersama yang terjadi sebelum titik pisah ini tidak memiliki hubungan langsung dengan produk-produk yang dihasilkan tersebut, sehingga masalah alokasi biaya kepada produk tersebut merupakan aspek yang pokok dalam akuntansi untuk biaya bersama. Dengan demikian suatu metode alokasi harus ditetapkan untuk mengalokasikan biaya-biaya berdasarkan suatu basis yang layak.
Ada empat metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi bersama kepada masing-masing jenis produk :
1.     Metode Nilai Pasar
Metode ini lebih layak dan banyak digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama kepada berbagai jenis produk yang dihasilkan secara simultan, dengan dasar pemikiran bahwa terdapat hubungan yang erat antara biaya dan harga jual. Tinggi rendahnya harga jual bergantung pada kemampuan dari masing-masing jenis produk yang menyerap biaya bersama. Dalam hal ini juga diasumsikan bahwa pendapatan yang diharapkan dari penjualan produk bisa menutup biaya-biaya yang terjadi dan memperoleh laba yang wajar.
Dalam penerapan metode nilai pasar atau nilai jual terdapat dua variasi berdasarkan dari kondisi produk bersama tersebut, yaitu:
a)     Harg/nilai pasar produk pada waktu titik pisah diketahui
Metode ini mengalokasikan biaya bersama kepada berbagai jenis produk atas dasar nilai pasar relatif dari masing-masing produk. Dengan demikian semua produk akan memperoleh laba bruto dengan persentase yang sama terhadap penjualan dari masing-masing produk tersebut.

Alokasi dari biaya                            Jumlah biaya bersama    Jumlah nilai pasar
Bersama Untuk masing-           =    ------------------------------ x dari masing-masing
Masing produk                         Jumlah nilai pasar                  produk
                                                Dari semua produk                   

Contoh:
PT Melati memproduksi empat jenis produk yaitu produk A, B, C dan D secara bersama dengan biaya sebesar Rp 250.000.000. Data yang berhubungan ke empat produk yaitu :

Produk
Unit Produk
Harga pasar Perunit Pada Titik Pisah
A
25.000
5.980
B
50.000
7.800
C
13.000
3.500
D
16.250
4.000

Diminta : Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.



Penyelesaian:
Nilai jual masing-masing pada saat titik pisah :
A       = 25.000 x 5.980           = Rp 149.500.000
B       = 50.000 x 7.800           = Rp 390.000.000
C       = 13.000 x 3.500           = Rp   45.500.000
D       = 16.250 x 4.000           = Rp   65.000.000 +                                                                                        Rp 650.000.000
Alokasi Biaya Bersama :
Produk A  = 149.500.000  x  Rp 250.000.000              = Rp    57.500.000
                    650.000.000
Produk B  = 390.000.000  x  Rp 250.000.000               = Rp  150.000.000
                    650.000.000
Produk C  = 45.500.000    x  Rp 250.000.000               = Rp    17.500.000
                    650.000.000
Produk D  = 65.000.000    x  Rp 250.000.000              = Rp    25.000.000
                      650.000.000                                            _______________+                   
                                                                                          Rp  250.000.000

b)    Harga/niali pasar produk pada waktu titik pisah tidak diketahui
Jika pada saat titik pisah, semua produk bersama saat itu dalam kondisi tidak laku dijual sehingga nilai pasar dari produk bersama tidak diketahui. Maka biaya bersama dialokasikan dengan menggunakan nilai pasar hipotesis pada titik pisah yang dapat diperoleh dengan mengurangi tambahan biaya pengolahan yang dikeluarkan setelah titik pisah dari nilai pasar untuk setiap produk barang jadi.

Alokasi dari biaya            Jumlah biaya bersama                   Jumlah nilai pasar
Bersama untuk      = ----------------------------  x      hipotesis dari masing-
Setiap produk          Jumlah nilai psar                 masing produk
                                 Hipotesis

Contoh:
PT Mawar Indah memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk X,Y, Z. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk menghasilkan ketiga produk tersebut adalah Rp 40.000.000. Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :

Keterangan
Produk X
Produk Y
Produk Z
Unit produksi
5.000
6.000
4.000
Harga Jual setelah titik pisah
1.500
2.000
1.250
Biaya proses lanjutan
2.628.000
3.126.000
1.346.000

Diminta :
a.Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b.Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.

Penyelesaian:

Total penjualan masing-masing produk :
X       = 5.000 x Rp 1.500                 = Rp   7.500.000
Y       = 6.000 x Rp 2.000                 = Rp 12.000.000
Z       = 4.000 x Rp 1.250                 = Rp   5.000.000
                                                             Rp 24.500.000
Harga jual hipotesis masing-masing produk :
X       = Rp   7.500.000  -  Rp 2.628.000    = Rp   4.872.000
Y       = Rp 12.000.000  -  Rp 3.126.000    = Rp   8.874.000
Z       = Rp   5.000.000  -  Rp 1.346.000    = Rp   3.654.000
                                                                       Rp 17.400.000

a.       Alokasi joint cost masing-masing produk.
          X       = 4.872.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 11.200.000
          Y       = 8.874.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp 20.400.000
          Z       = 3.654.000/17.400.000 x Rp 40.000.000 = Rp   8.400.000
                                                                                          Rp 40.000.000
b.      Biaya produksi masing-masing produk.
          Biaya produksi  =  Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
          X       = Rp 11.200.000 + Rp 2.628.000              = Rp 13.828.000
          Y       = Rp 20.400.000 + Rp 3.126.000              = Rp 23.526.000
          Z       = Rp   8.400.000 + Rp 1.346.000              = Rp   9.746.000
                                                                                         Rp 47.100.000
         
Metode ini mudah digunakan, tetapi kritik atas metode alokasi ini adalah tergantung pada pasar yang dapat berfluktuasi atau berubah-ubah

2.     Metode Unit Fisik
Metode ini mengalokasikan biaya bersama kepada produk-produk dengan menggunakan ukuran unit atau fisik sebagai basis alokasi. Ukuran fisik ini dapat dinyatakan dalam ukuran berat, volume, dan ukuran lainnya. Metode ini menghendaki bahwa produk bersama pada akhirnya harus diukur dalam unit pengukur yang berlainan, maka dapat digunakan suatu angka penyebut yang umum (common denominator) untuk mengkonversi produk bersama tersebut dalam bentuk satuan pengukur yang sama.


Alokasi dari biaya                        jumlah unit dari masing-
Bersama untuk masing- = masing produk
Masing produk                  --------------------------------     x     biaya bersama
                                          Jumlah unit dari
                                          Seluruh produk


Contoh:
PT Rindu Menanti memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk A,B, C. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp 150.000.000. Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :





Keterangan
Produk A
Produk B
Produk C
Unit produksi
30.000
48.000
42.000
Harga Jual setelah proses lanjutan
3.000
2.500
5.000
Biaya proses lanjutan
18.000.000
25.000.000
46.000.000

Diminta :
a.       Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b.       Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.

Peyelesaian:

a.       Alokasi joint cost masing-masing produk.
          A       = 30.000/120.000 x Rp 150.000.000                   = Rp   37.500.000
          B       = 48.000/120.000 x Rp 150.000.000                   = Rp   60.000.000
          C       = 42.000/120.000 x Rp 150.000.000                   = Rp   52.500.000
                                                                                         Rp 150.000.000
b.      Biaya produksi masing-masing produk.
          Biaya produksi  =  Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
          A       = Rp 37.500.000 + Rp 18.000.000            = Rp 55.500.000
          B       = Rp 60.000.000 + Rp 25.000.000            = Rp 85.000.000
          C       = Rp 52.500.000 + Rp 46.000.000            = Rp 98.500.000
                                                                                         Rp239.000.000


          Metode unit fisik mempunyai kelemahan karena metode ini mengabaikan fakta bahwa tidak semua biaya secara langsung berhubungan dengan kuantitas atau jumlah unit fisik.

3.     Metode Biaya Unit Rata-rata Biasa
Metode per-unit dapat digunakan apabila semua jenis produk dinyatakan dalam unit yang sama. Metode ini mempunyai 2 asumsi, yaitu :
1)    Bahwa semua produk dihasilkan dalam suatu proses yang sama, seharusnya dibebankan dengan suatu bagian yang sebanding terhadap biaya bersama dan jumlah yang dihasilkan
2)    Bahwa semua produk adalah homogeny dan menimbulkan biaya yang sama. Metode ini juga mendapatkan hasil yang sama dengan metode unit fisik.

Biaya per unit  = Total biaya bersama
                             ---------------------------     
                             Total unit Produksi
Jadi,
Alokasi dari      =  biaya per unit  x  jumlah unit dari setiap produk
Biaya bersama

Contoh:
PT Singgalang Jaya memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk A, B, C. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp 120.000.000. Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan
Produk A
Produk B
Produk C
Unit produksi
15.000
35.000
10.000
Harga Jual setelah proses lanjutan
3.500
4.000
 2.500
Biaya proses lanjutan
12.000.000
16.000.000
7.000.000









Diminta :
a.       Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b.       Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.

Penyelesaian:
a.       Alokasi joint cost masing-masing produk.
          Biaya per unit  = Rp 120.000.000    =  Rp 2.000
                                         60.000 unit
          A       = Rp 2.000 x 15.000                         = Rp   30.000.000
          B       = Rp 2.000 x 35.000                         = Rp   70.000.000
          C       = Rp 2.000 x 10.000                         = Rp   20.000.000
                                                                                Rp 120.000.000
b.      Biaya produksi masing-masing produk.
          Biaya produksi  =  Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
          A       = Rp 30.000.000 + Rp 12.000.000            = Rp 42.000.000
          B       = Rp 70.000.000 + Rp 16.000.000            = Rp 86.000.000
          C       = Rp 20.000.000 + Rp   7.000.000            = Rp 27.000.000

          Metode ini tidak memuaskan karena dalam banyak industri masing-masing unit dari berbagai produk bersama tersebut tidak homogen.

4.     Biaya per Unit Rata-rata Tertimbang
Dalam upaya untuk mengatasi kekuragan yang terdapat pada metode unit fisik dan metode biaya per unit rata-rata biasa, maka dapat digunakan metode biaya per unit rata-rata tertimbang. Dalam metode ini masing-masing produk bersama diberikan bobot berdasarkan kepada berbagai fakta, seperti kesukaran dalam memproduksi, jumlah bahan yang dipakai, waktu yang dihabiskan, perbedaan dalam tenaga kerja dan ukuran fisik.

Biaya per unit tertimbang  =   Total biaya bersama
                                                --------------------------
                                                Total unit produksi
Jadi,
Alokasi dari biaya bersama = Biaya per unit   x  Jumlah unit Tertimbang
                                                Tertimbang           dari setiap produk


Contoh:
PT Singgalang Jaya memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk A, B, C. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp 16.800.000. Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :




Keterangan
Produk A
Produk B
Produk C
Unit produksi
3.200
6.400
1.600
Harga Jual per unit
3.200
4.000
2.400
Bobot
2
2
4
Biaya proses lanjutan
1.750.000
2.500.000
2.000.000

Diminta :
a.       Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b.       Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.

Penyeselesaian:
a.       Alokasi joint cost masing-masing produk.
          Menghitung nilai bobot
          A       = 3.200 x 2           =   6.400
          B       = 6.400 x 2           = 12.800
          C       = 1.600 x 4           =   6.400
                                                   25.600
          Alokasi biaya bersama :
          A       =   6.400/25.600 x 16.800.000                   = Rp   4.200.000
          B       = 12.800/25.600 x 16.800.000                   = Rp   8.400.000
          C       =   6.400/25.600 x 16.800.000                   = Rp   4.200.000
                                                                                Rp 16.800.000
b.      Biaya produksi masing-masing produk.
          Biaya produksi  =  Alokasi joint produk + Biaya proses lanjutan
          A       = Rp 4.200.000 + Rp 1.750.000                = Rp   5.950.000
          B       = Rp 8.400.000 + Rp 2.500.000       = Rp 10.900.000
          C       = Rp 4.200.000 + Rp 2.000.000       = Rp   6.200.000